Danau Para Dewa yang Menyimpan Pesona Sekaligus Misteri


Danau Gunung Tujuh adalah danau yang indah dan unik di Indonesia. Danau ini berada di puncak Gunung Tujuh dan menjadi salah satu danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara dengan luas sekira 960 hektar, panjang 4,5 km, serta lebar 3 km. Ketinggian danau tersebut sekira 1,950 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berada di Desa Pelompek, Kecamatan Ayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Karena letaknya di atas gunung, menjadikan suasana danau masih asri dan alami. Udara segar, panorama hijau, dan air danau yang jernih menyuguhkan keindahan yang mampu membuat Anda betah untuk berlama-lama menikmati pemandangannya. Selain sebagai tempat melepas penat dan bersantai, danau ini juga digunakan sebagai sumber mata pencaharian nelayan setempat.

Danau Gunung Tujuh adalah danau vulkanik nan menawan yang tercipta karena proses letusan gunung api yaitu Gunung Tujuh di Kabupaten Kerinci. Letusan gunung tersebut menyebabkan terbentuknya sebuah kawah besar yang kemudian terisi oleh air hujan sehingga membentuk sebuah danau. Danau Gunung Tujuh mengaliri beberapa sungai di Jambi, salah satu alirannya bermuara di Sungai Batanghari.

Danau gunung tujuh memiliki luas sekira 12.000 m² dan termasuk dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Semblat sehingga di sini Anda berkesempatan untuk mendakinya selepas mengunjungi danau ini. 

Dinamai Danau Gunung Tujuh karena dikelilingi tujuh puncak gunung di sekitarnya. Gunung-gunung tersebut, yaitu: Gunung Hulu Tebo (2.525 meter), Gunung Hulu Sangir (2.330 m), Gunung Madura Besi (2.418 m), Gunung Lumut yang ditumbuhi berbagai jenis lumut (2.350 m), Gunung Selasih (2.230 m), Gunung Jar Panggang (2.469 m), dan Gunung Tujuh (2.735 m).

Keberadaan danau ini beriring dengan cerita legenda masyarakat setempat sebagai tempat berdiamnya kekuatan supranatural dari dua mahluk halus yang menjaganya yaitu Lbei Sakti dan Saleh Sri Menanti dengan pengikutnya yang berwujud harimau. Penuturan lain menceritakan bahwa danau ini dihuni sepasang naga. Naga jantan menghuni danau dan naga betina menghuni hulu sungainya. Masyarakat Kerinci mengenali Danau Gunung Tujuh sebagai Danau Sakti. Hal tersebut dikaitkan dengan air danau yang senantiasa bersih dimana dedaunan yang jatuh dari pohon di sekitar danau tidak nampak di airnya. Sering pula diceritakan terjadi perubahan cuaca secara tiba-tiba di danau ini. Sebagian warga sekitar menyebutnya danau ini dengan nama Danau Para Dewa yang menyimpan pesona sekaligus misteri.

Sumber : http://www.indonesia.travel/id/destination/724/danau-gunung-tujuh

0 komentar:

Danau Tondano

Danau Tondano adalah tujuan wisata yang terkenal di Provinsi Sulawesi Utara. Danau ini berada 600 meter di atas permukaan laut dan meliputi area seluas 4.278 hektar dan terletak di desa Remboken, sekitar 3 kilometer dari kota Tomohon atau 30 km dari Manado.
Danau Tondano dikelilingi oleh pegunungan setinggi 700 meter, yaitu Gunung Lembena,  Kaweng, Tampusu dan Masarang. Danau ini mencakup tiga kecamatan yaitu Eris, Kakas dan Remboken. Dari sisi danau, Anda dapat melihat dengan jelas Gunung Kaweng.
Danau Tondano memiliki daya tarik wisata yang disebut "Sumaru Endo" Remboken, dan Resor Wisata Bukit Pinus (dari Tondano menuju Toliang Oki). Dari sisi danau di Toliang Oki dan Tondano Pante Anda dapat melihat laut Maluku yang indah, di luar bukit Lembean. Biaya Masuk ke obyek wisata ini adalah Rp 4.000,00 ditambah asuransi.

Sumber : http://www.indonesia.travel/id/destination/77/danau-tondano

0 komentar:

Danau Singkarak

Sebuah gambar lukis panorama alam dari tahun 1905 menampilkan keindahan Danau Singkarak. Bukan dari tangan seorang pelukis melainkan oleh seorang peneliti yang saat itu sedang berada Hindia Belanda. Adalah Ernst Haeckel, naturalis  asal Jerman yang terkesima dengan indahnya panorama danau nan cantik ini sehingga ia pun seakan tak tahan untuk menuangkannya pada sebuah gambar lukis.


Danau Singkarak adalah sebuah danau kawah yang sangat besar di dalam pemandangan alam vulkanik yang dramatis. Tersebar di dua kabupaten, Solok dan Tanah Datar, danau besar dengan luas 1.000 hektar. Danau terluas di Sumatera dan danau terbesar kedua di pulau tersebut, setelah Danau Toba.
Sebuah dunia yang tenang, pemandangan menakjubkan dan spektakuler menanti di sini. Di sini Anda dapat merangkul keindahan alam Indonesia yang sangat terkenal. Keindahan Danau Singkarak sudah tersebar sejak 1905 saat seorang naturalis bernama Ernst Haeckel mengenalkannya dalam sebuah buku biology. Ernst Haeckel terkesima dengan indahnya panorama danau nan cantik ini sehingga ia pun seakan tak tahan untuk menuangkannya pada sebuah gambar lukis.
Danau Singkarak terkenal dengan ikan Bilih nya yang merupakan spesies ikan yang hanya hidup di danau ini saja. Ikan ini sangat unik karena tidak dapat bertahan hidup di mana saja, bahkan di dalam akuarium  kecuali di Danau Singkarak.
Di Danau Singkarak hidup lebih dari 19 jenis ikan dan yang istimewanya adalah ikan bilih (Mystacoleucus padangensis). Ikan tersebut sulit dibudidayakan di luar Singkarak dan bila dipaksakan pun rasanya akan berbeda, bahkan sekalipun dengan dibudidayakan dalam jala terapung yang ada di Danau Singkarak. Olahan ikan bilih biasanya digoreng kering atau dicocol dengan sambal hijau. Pastikan Anda membeli oleh-oleh ikan bilih yang telah digoreng kering dalam bungkusan untuk dibawa pulang.

Sumber : http://www.indonesia.travel/id/destination/466/danau-singkarak

0 komentar:

Danau Poso, Keindahan Istimewa di Jantung Sulawesi

Danau Poso memiliki keunikan karena memiliki pasir berwarna kuning keemasan dan gelombang airnya mirip seperti di laut. Perhatikan bagaimana air danaunya berwarna hijau di pinggir dan di tengah berwarna biru.

Bagi Anda yang penat dengan rutinitas kota maka suasana tenang dengan pemandangan asri dan udara segar mungkin menjadi hal yang sangat dirindukan. Ambillah waktu libur untuk mengembalikan semangat pikiran Anda dengan mengunjungi keindahan Danau Poso, di Kota Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Anda juga dapat memilih pintu masuk lainnya  seperti melalui Kota Pintolo.

Danau Poso adalah danau terbesar ketiga di Indonesia setelah Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Singkarak di Sumatera Barat. Danau Poso juga merupakan salah satu danau terdalam dan terindah di Indonesia. Danau ini berada di ketinggian 657 meter di atas permukaan laut dan membentang dari utara ke selatan seluas 32.000 Ha dengan kedalaman mencapai 510 meter.

Danau Poso memiliki pemandangan menawan dengan perbukitan dan hutan yang memagarinya. Udara sejuk di kawasan ini pastinya akan membawa kesegaran pikiran dan perasaan. Amati bagaimana air danau ini yang sangat jernih meskipun terjadi banjir pada sungai-sungai yang bermuara ke danau ini. Bahkan ada yang menyebut airnya jernih danau ini adalah sepanjang masa meskipun saat musim hujan tidak membuat airnya menjadi keruh.

Selain itu, Danau Poso memiliki keunikan lain, yaitu airnya yang berada di tepi danau berwarna hijau sedangkan di tengah danau berwarna biru. Di danau ini masyarakat setempat kadang melihat cahaya seperti lampu yang berpindah-pindah. Itu diyakini sebagai mata dari seekor naga penjaga Danau Poso.

Jika Anda seorang pecinta alam maka pastinya kunjungan ke Danau Poso menjadi pilihan yang menarik karena kawasan ini dikelilingi perbukitan yang ditumbuhi tanaman cengkeh. Saat cengkeh berbunga di bulan Juni hingga November maka akan mengeluarkan aroma harum bunga cengkeh yang khas.

Selain mengundang wisatawan, danau ini juga telah menarik minat peneliti dan investor yang tertarik mengembangkan perikanan di tempat ini. Di Danau Poso hidup sejenis ikan sidat (sogili) yang terbesar di dunia. Di kawasan ini juga terdapat pelestarian tanaman angrek terbesar di Indonsia dimana salah satunya adalah angrek hitam.

Sumber : http://www.indonesia.travel/id/destination/733/danau-poso

0 komentar:

Danau Sentani, Papua

Perjalanan ke Papua bisa sangat menyenangkan dengan berkunjung ke Danau Sentani, danau ini memiliki pemandangan yang indah di atas kilauan air, terletak di dekat Jayapura, ibu kota Papua. Keheningan air akan membuat Anda merasa damai seperti berada di surga. Dengan merangkul Pegunungan Cyclops di sebelah utara dan tumbuhan subur sebagai latar belakang yang indah dan melindungi 24 desa yang betengger sekitar danau menjadikan danau ini sangat indah dan unik. Orang-orang di sini ramah dan kreatif, hasil kerajinan tangan mereka merupakan yang terbaik di tanah Papua.

Menaiki perahu di danau merupakan pengalaman yang indah, Anda bisa menyewa perahu bermotor di salah satu desa. Merasakan hembusan angin membelai kulit dan rambut Anda ketika melaju di danau, mengabadikan rumah-rumah panggung dan berkenalan dengan penduduk setempat hanya bisa Anda dapatkan dan rasakan di danau ini.

Danau Sentani dan sekitarnya dahulu merupakan tempat pelatihan untuk pendaratan pesawat amfibi. Landasan ini dibangun oleh Jepang yang kemudian diambil alih oleh Angkatan Darat AS pada tahun 1944. Legenda perang Amerika, Jenderal McArthur dikatakan pernah tinggal di danau dan di 22 pulau di dalamnya.

Hidup sebagai nelayan dan lokasinya yang dekat dengan ibu kota provinsi, adalah alasan mengapa sebagian besar penduduk sekitar danau terbuka pada pengunjung. Rumah panggung dengan kolam dan jaring adalah pemandangan umum di danau. Danau ini merupakan rumah bagi setidaknya 33 jenis ikan, yang hampir separuh dari mereka adalah asli danau ini. ikan gergaji (Pristis Microdon) merupakan ikan asli danau ini, namun kini diperkirakan sudah punah. Ikan ini merupakan salah satu ornamen adat pada kerajinan kayu Sentani.


Sumber : http://www.indonesia.travel/id/destination/473/danau-sentani

0 komentar:

Danau Towuti, Terbesar di Sulawesi Selatan

Danau Towuti merupakandanau terbesar di Sulawesi Selatan dan juga merupakan danau air tawar terbesar kedua se-Indonesia setelah Danau Toba di Sumatera Utara. Danau yang memilikikedalaman maksimal 203 meter ini berada di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Danau Towuti sendiri berada dalam kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Danau Towuti, yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Propinsi Sulawesi Selatan yang berada di bawah Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

Danau seluas 56.000 hektar ini berjarak sekitar 620 kilometer dari Kota Makassar, Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dengan rute Makassar – Parepare – Palopo – Masamba – Malili – Timampu – TWA. Danau Towuti. Kondisi jalannya relatif bagus dan bisa ditempuh dalam waktu 12 - 13 jam.

Danau Towuti
Fungsi lain dari danau tektonik ini selain sebagai objek wisata yaitu sebagai jalur penyeberangan yang menghubungkan Propinsi Sulawesi Selatan dengan Sulawesi Tenggara.

Matahari Terbit
Pemandangan di danau Towuti begitu indah dengan air yang berwarna biru dengan latar perbukitan, apalagi bila mengunjungi danau ini saat matahari terbit atau terbenam begitu mempesona. Di danau ini terdapat 14 jenis ikan air tawar endemik Sulawesi yaitu Crocodylus Porosus dan Hydrosaurus Amboinensis. Sehingga jangan lupa membawa peralatan memancing bila berkunjung ke danau ini. Selain memancing, danau ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan wisata air yang dipadukan dengan kegiatan wisata minat khusus, seperti hiking dan lain sebagainya.

Peta Danau Towuti
Di tengah danau yang berada pada ketinggian 293 meter dpl ini terdapat beberapa pulau, pulau terbesar bernama Pulau Loeha yang merupakan habitat dari beberapa jenis fauna. Sumber air danau Towuti sendiri berasal dari beberapa mata air dan catchment area di sekitarnya yang masuk ke dalam danau melalui 26 sungai/anak sungai.

Pada beberapa bagian kawasan danau Towuti ini terdapat hamparan padang yang ditumbuhi oleh rerumputan (Poaceae) dan merupakan habitat Cervus timorensis. Hidup secara alami jenis Manilkara fasciculata namun banyak diekploitasi karena keindahan kayu, ketahanan dan permintaan pasar yang tinggi untuk tujuan ekspor. Kawasan ini merupakan habitat alami dari beberapa jenis mamalia besar.

Sumber : http://balibackpacker.blogspot.com/2012/10/danau-towuti-terbesar-di-sulawesi.html

0 komentar:

Danau Labuan Cermin, Keajaiban Dua Rasa

Pernah mendengan tentang danau yang mempunyai dua rasa dan bening laksana kaca? Kalau belum datang saja ke Danau Labuan Cermin!
Danau Labuan Cermin terletak di Desa Labuan Kelambu di Kecamatan Biduk-biduk Kalimantan Timur yang bisa ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 6 sampai 7 jam dari ibukota Kabupaten Berau, Tanjung Redeb. Untuk mencapai Berau sendiri ada beberapa cara seperti yang biasa dilakukan untuk mencapai Kepulauan Derawan. Memang biasanya wisatawan yang kesini biasanya terlebih dahulu mengunjungi surga bawah laut di Kepulauan Derawan.
Ikan-ikan kecil
Pagi pertama saya di biduk-biduk disambut oleh sinar matahari yang terlihat malu-malu di ufuk timur, segera setelah sarapan ikan bakar segede telapak tangan seperti yang saya ceritakan di tulisan sebelumnya, (Tamu Pertama di Penginapan Sivia, Biduk-biduk) saya melaju perlahan  dengan motor yang dipinjamkan oleh pemilik penginapan.
Mengikuti papan petunjuk danau Labuan Cermin, saya masuk ke sebuah jalan tampaknya baru saja disemen, hampir saja terlewatkan ketika tiba di sebuah jembatan karena spanduk informasi yang ada sudah tampak kusam, robek di sana-sini dan tulisannya hampir tidak terbaca lagi.
Pintu Masuk ke Danau
Sambil menunggu perahu, saya berbincang-bincang dengan ibu pemilik toko yang saya singgahi, rupanya dia menyewakan ban dalam untuk pelampung dan alat utuk snorkeling. Bahkan beliau juga sempat curhat tentang persaingan yang tidak sehat oleh salah satu pemilik kapal. Dia melarang menumpang untuk menyewa ban dengan beliau karena dia juga mempunyai 3 ban sewaan di dalam danau.
Bermain di air bening
Rupanya memang benar yang dikeluhkan ibu tersebut, saya sendiri mendengar ketika ada yang ingin menyewa ban dia berkata, “Tidak usah saja menyewa di sini, di dalam juga saya juga punya ban untuk disewakan”.
“Tuh kan dengar sendiri” kata ibunya. Saya hanya tersenyum, situasi sebenarnya berbeda seandainya dia hanya menyarankan kepada tamu yang datang untuk memilih menyewa di sini atau didalam, tidak dengan melarang.  Miris memang, keserakahan kadang bisa membutakan manusia.
Danau Labuan Bermin
Setelah perahu kedua datang sayapun segera naik karena bertepatan dengan ada satu rombongan keluarga yang datang. Hanya ada dua perahu yang biasa mengantarkan para wisatawan disini, setelah mengantarkan tamu ke danau mereka kembali lagi ke jembatan unntuk menunggu menumpang yang ingin menuju danau, setelah itu baru mereka menjemput tamu yang berada didalam.
Begitu perahu meninggalkan jembatan titik pemberangkatan perahu langsung berhadapan dengan arus deras dari dalam karena bertepatan dengan air yang mulai surut. Setelah lewat di bawah jembatan besi kita akan memasuki sebuah laguna yang tidak telalu dalam, hingga dasarnya terlihat dengan jelas.
Tak jauh memang perjalan menuju danau dua rasa ini, sekitar 15 menit perjalanan setelah melalui jalan masuk yang dihalangi oleh pipa sumber air bersih yang menghalangi perahu untuk masuk ke danau ketika air pasang, kita akan masuk ke sebuah danau dengan airnya yang berwarna biru kehijauan.
Danau Dua Rasa
Ada sebuah rakit yang telah dibuat untuk para wisatawan berganti pakaian dan duduk-duduk sebelum masuk kedalam air. Saya mencoba untuk mencelupkan tangan dan mengecapnya dengan lidah saya,
Ah, tawar.
"Dibawah om yang asin, kalau diatas biasa aja airnya" bilang seorang anak disamping saya.
Itulah yang pertama kali saya lakukan ketika pertama kali sampai di sebuah danau berair sebening kaca ini, tak heran orang-orang menamainya dengan Danau Labuan Cermin. Selain airnya yang jernih danau yang tak lebih luas dari lapangan bola  ini juga mempunyai keunikan yang tidak dimiliki oleh danau biasa lainnya, yaitu kandungan air yang berada di dalamnya. Air laut dan air tawar hidup rukun berdampingan bagaikan dipisahkan oleh kaca yang tak terlihat oleh mata.
Sayapun teringat sebuah ayat dalam Al-quran yang berbunyi " Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi "  (QS. Al-Furqan: 53). Di sana sudah dijelaskan dengan gamblang bahwa takkan tercampur air asin dan air tawar, yang mana Al-quran tersebut sudah diturunkan bahkan sebelum ada tekhnologi untuk menyelam labih dalam.
Cahaya tembus sampai dasar
Berenang kesana kemari di dalam air jernih yang menyegarkan tidak cuma menyegarkan badan, tapi juga fikiran saya setelah perjalanan jauh yang saya tempuh untuk sampai kesini. Menikmati setiap momen berendam di dalam air yang dingin, melihat ikan-ikan yang berenang dengan jinak merupakan yang disebut “Real Holiday”.
Bermodalkan masker dan fin yang disewa saya mencoba untuk berenang ke sisi lain danau ini. Namun bayangan akan makhluk air dengan giginya yang tajam mencabik-cabik paha mulus berbikini dalam film “Piranha” membuat saya membalikan badan, memang film-film sejenis yang membuat image hewan seperti hiu yang sebenarnya tidak akan menggangu manusia jika tidak diganggu, bahkan cendrung takut dan menghindar apabila bertemu dengan manusia menjadi sangar.
Berkeliling dengan perahu
Gerombolan ikan tampak berenang dengan bebasnya diantara kayu-kayu yang tenggelam dalam air, saya coba beberapa kali menyelam untuk merasakan perbedaan air di dalam danau tersebut. Teman kecil saya juga menyelam ke dasar danau untuk mengisi botol dengan air asin yang berada dibagian bawah untuk sekedar membuktika kepada yang lain yang yang tidak bisa menyelam.
Matahari mulai bersinar terik tepat di atas ubun-ubun ketika kami mulai meninggalkan danau ini, nahkoda kita harus begerak lincah untuk mencari bagian air yang lebih dalam agar haluan perahu kita tidak menyentuh dasar air.
Sebenarnya masih banyak potensi lain yang dimiliki oleh Kecamatan Biduk-biduk, hanya saja sayang masih belum digarap dan dikelola dengan baik. Garis pantainya yang membentang sepanjang jalan mempunyai pantai yang putih bersih dilengkapi dengan pohon nyiur yang melambai seakan memanggil untuk untuk memasang hammock ke batangnya sambil menikmati air kelapa muda langsung dari pohonnya.
Pantai idaman di Biduk-biduk
Selain itu masih ada Teluk Sulaiman yang mempunyai lanskap dikelilingi oleh perbukitan hijau, air tejun , muara sungai yang berarus deras bahkan sebuah pulau yang katanya mempunyai pemandangan bawah laut dengan terumbu karang yang indah.
Sayangnya saya tidak punya waktu untuk mengeksplore lebih jauh potensi tersembunyi yang dimiliki oleh Biduk-Biduk. Pesan “Jangan lupa datang lagi ke sini ya” dari ibu pemilik penginapan seakan-akan pertanda bahwa suatu saat saya akan kembali lagi ke tempat ini.
Sumber : http://www.backpackerborneo.com/2013/08/danau-labuan-cermin-keajaiban-dua-rasa.html

0 komentar:

Danau Di Tengah Laut

Asal Terbentuknya Danau Kakaban

Danau yang terletak di pulau Kakaban tidak seperti danau-danau pada umumnya.
Pada mulanya danau itu merupakan laguna dari sebuah atol, yang terbentuk dari karang lebih dari 2 juta tahun yang lalu. Pada jaman itu telah terjadi proses pengangkatan selama beberapa ribu tahun, yang membuat terumbu karang di sekelilingnya naik di atas permukaan laut. Lima kilometer persegi air laut terperangkap di dalam pematang dengan ketinggian 50m, menjadikan area tersebut danau air laut. Danau tersebut dikelilingi oleh pohon-pohon bakau dan disekeliling pulau itu sendiri tertutup oleh pepohonan yang lebat. Bagian garis pantai Pulau Kakaban yang menghadap laut dikelilingi oleh terumbu karang yang menurun curam.
Mengapa Danau Kakaban Unik?

Jenis-jenis makhluk hidup yang ditemukan di Danau Kakaban pada dasarnya adalah jenis yang hidup di air laut seperti alga laut, anemon laut, ubur-ubur, spons, ketimun laut atau teripang, kepiting, dan Jenis-jenis ikan kecil lainnya. Selama beribu-ribu tahun mereka telah beradaptasi dan menyesuaikan diri hidup di dalam lingkungan air payau yang terisolasi karena air laut, yang tampaknya dapat masuk ke danau melalui celah-celah batuan pada sekeliling karang telah terbaur dengan air hujan. Tidak ditemukan saluran yang besar atau gua yang dapat menghubungkan keduanya. Oleh karena itu, tidak ada hewan besar yang dapat masuk atau keluar dari dalam danau selama beribu-ribu tahun.

Ilmuwan-ilmuwan bidang kelautan masih mencoba memecahkan misteri bagaimana sebuah ekosistem danau yang terisolasi dan rentan dapat mencukupi kebutuhan komunitas hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya. Satu-satunya danau terkenal yang serupa dengan Danau Kakaban hanya ditemukan di Palau, sebuah negara kepulauan di Mikronesia, dengan spesies yang lebih sedikit apabila dibandingkan dengan Kakaban.
Jenis Hewan dan Tumbuhan di Danau Kakaban

Banyak sekali spesies makhluk hidup yang ditemukan di Danau Kakaban. Terdapat kira-kira tiga spesies alga hijau Halimeda menutupi area dasar danau yang dangkal, dan pada akar pohon-pohon bakau terdapat beberapa tunikata, spons, cacing tabung, kerang setangkup, udang-udangan, anemon laut, teripang, beberapa jenis ular laut, ikan kardinal, dan sedikitnya lima jenis ikan gobi. Beberapa spesies makhluk hidup lainnya belum dapat teridentifikasi. Danau ini diperkaya oleh empat jenis ubur-ubur (Cassiopeia ornata, Mastigias papua, Aurelia aurita dan Tripedalia cystophora), dibandingkan dengan hanya dua jenis-jenis yang ditemukan di Palau.

Cassiopeia atau "ubur-ubur terbalik" dapat ditemukan berbaring di dasar danau yang dangkal untuk mendapatkan sinar matahari guna memproses makanannya. Satu lagi yang menarik yang dapat ditemukan di Danau Kakaban, yaitu anemon pemakan ubur-ubur. Anemon ini berwarna putih karena telah kehilangan symbiosisnya dengan alga hijau (zooxanthellae). Anemon ini memakan ubur-ubur yang berenang terlalu dekat dengannya sehingga tentakelnya terjerat.
Potensi ekonomi

Kakaban akan menarik perhatian turis-turis mancanegara dengan keunikannya. Sebagai contoh, Danau ubur-ubur yang terdapat di Palau didatangi oleh lebih dari 30.000 pengunjung/turis per tahun meskipun Palau hanya berpenduduk sebanyak 15.000 orang yang mendiami wilayah seluas 487 km2 (bandingkan dengan Kabupaten Berau yang berpenduduk 99.738 orang pada tahun 1996 dan memiliki wilayah seluas 24.201 km2). Apabila Danau Kakaban dapat menarik 10 % saja dari jumlah pengunjung yang datang ke Palau per-tahunnya, dan biaya masuknya dikenakan sebesar US$ 7 per orang, maka jumlah pendapatan yang akan masuk ke pemerintah setempat yaitu kira-kira sebesar US$ 21.000 atau 172 juta rupiah per tahun belum termasuk keuntungan finansial lainnya yang didapat melalui fasilitas transportasi, penginapan, dan pajak pendapatan dari pengelola wisata dan badan jasa lainnya.

Seperti halnya dengan laut sekelilingnya, organisme di dalam danau Kakaban juga mungkin memiliki zat-zat dengan fungsi obat-obatan, yang terancam hilang sebelum kita mengetahuinya. Perencanaan pengelolaan yang terintegrasi merupakan sarana yang sangat penting untuk mengatur aset nasional ini secara efisien dan berkesinambungan. Aktifitas pembangunan yang bertujuan jangka pendek dapat membahayakan pembangunan di masa depan dan pendapatan ekonomi seluruh daerah.
Ancaman

Sehubungan dengan potensi pariwisata yang dimiliki, Danau Kakaban dapat terancam apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan sejak dini. Ancaman ini dapat berupa dampak yang merusak dengan adanya pariwisata yang tidak terkendali yang menyebabkan polusi, peningkatan sedimentasi, dan kerusakan fisik yang disebabkan oleh pengunjung yang berenang di danau, penggunaan mesin-mesin tempel di danau mengakibatkan terganggunya habitat, punahnya spesies, dan pada akhirnya akan berakibat menurunnya potensi pariwisata. Beberapa aktifitas yang sekarang sedang dilakukan untuk membangun sarana pariwisata di Kakaban yang dapat menimbulkan pengaruh buruk pada lingkungan di sana yaitu:

 Kayu yang digunakan untuk membangun penghinapan dan jalan sepanjang 147 m ditebang di hutan Kakaban, dekat dengan danau.
 Dua buah kapal yang dioperasikan dengan mesin tempel, dibuat di sana untuk membawa turis keliling danau dan untuk menampung persediaan air.
 Menurut berita yang terdengar, sebanyak 70 penyu sisik telah dilepas ke dalam danau. Penyu sisik bukan merupakan bagian dari ekosistem danau sehingga dapat menimbulkan ancaman tersendiri bagi keseimbangan organisme-organisme yang hidup di dalamnya, dan juga ancaman bagi pariwisata karena penyu sisik makan spons dan makhluk lainnya yang hidup di akar pohon bakau, yang menjadi atraksi bagi fotografer bawah laut dan juga orang-orang yang berenang.
 Sampah-sampah juga ditemukan dekat jalan dan di daerah yang sedang dibangun. Penanggulangan limbah sebaiknya mendapat perhatian yang khusus untuk mencegah polusi yang disebabkan oleh limbah.
 Jumlah pengunjung yang tidak terkendali tanpa pengaturan yang jelas dan tanpa adanya pembagian wilayah untuk pemakaian yang berbeda di danau akan berdampak pada kerusakan fisik yang sangat cepat pada komunitas hewan dan tumbuhan yang hidup di daerah danau yang dangkal. Pengalaman di Palau menunjukkan betapa cepat dampak negatif dapat terjadi dan oleh karenanya dibuat peraturan yang melarang pemakaian "sepatu katak " (fin) di danau guna mengurangi terjadinya kerusakan.
Solusi

Seiring dengan berkembang pesatnya jumlah wisatawan yang datang, dampak negatif yang ditimbulkan akan menjadi perhatian utama pemerintah daerah.Untuk mempertahankan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan perlindungan akan aset nasional dalam jangka panjang, maka pengelolaan sumber daya alam secara terpadu merupakan aspek yang paling penting.

Apabila ada yang ingin melakukan pengelolaan pariwisata, penting untuk melaksanakan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atau pengkajian dampak lingkungan dalam rangka memastikan dampak-dampak dari pembangunan resort dan konstruksi. Pertanyaan-pertanyaan seperti daya tampung, pembagian jatah dan skema zonasi harus terjawab, sebelum dampak buruknya sudah semakin nyata. Pembagian wilayah (zonasi) akan menjadi metode yang paling sesuai untuk diterapkan dalam mengatur Kakaban.

Metode ini membagi wilayah-wilayah untuk penggunaan yang berbeda (daerah khusus untuk ekowisata, daerah khusus untuk penelitian, daerah yang dilindungi, dll) sehingga kelestarian dari wilayah ini akan tetap terjaga. Pembangunan fasilitas untuk pariwisata di pulau-pulau sekeliling Kakaban dan pembangunan sistem pembatasan jumlah pengunjung dalam waktu tertentu (kuota) dapat menjamin keuntungan jangka panjang bagi pihak-pihak terkait di tingkat regional, propinsi, nasional, dan internasional.

Sumber : http://www.terangi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=25%3Akakaban-danau-di-tengah-%20laut&catid=13%3Asains&Itemid=2&lang=id

0 komentar:

Danau Pagaralam

Danau Pagaralam

Introduksi

Danau yang satu ini lain daripada yang lain. Bila biasanya air danau berwarna jernih, hijau atau biru maka di Danau Pagaralam ini airnya berwarna merah darah. Danau Pagaralam berlokasi di perbukitan Raje Mandare, di perbatasan antara Kota Pagaralam dan Kaur, Propinsi Bengkulu.
Danau seluas 6 hektar ini ditemukan pada tahun 2010 oleh masyarakat sekitar dan sempat membuat heboh karena warna airnya yang tak biasa itu. Ada hal unik mengenai air danau ini. Walau berwarna merah darah, namun saat kita mengambil airnya dengan tangan atau wadah maka airnya berwarna seperti air pada umumnya. Menurut warga sekitar, pada malam hari di lokasi sekitar danau ini akan tercium aroma pandan.
Keunikan lain yang ditawarkan Danau Pagaralam tidak hanya sebatas itu. Satwa yang ada di sekitar Danau Pagaralam pun juga mempunyai keunikan tersendiri, seperti ditemukannya kelabang raksasa dengan lebar 30 cm dan panjang 50 cm, kerbau memiliki sarang lebah di telinganya, beberapa burung terlihat memiliki ukuran yang cukup besar. Walaupun mempunyai penampakan yang tidak lazim, namun hewan-hewan tersebut tampak jinak.
Di sekitar danau terdapat banyak sisa-sisa bangunan yang diyakini sebagai sisa candi dari sebuah kerajaan di masa lampau. Hingga saat ini masih berlanjut penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog mengenai hal tersebut.
Keberadaan obyek wisata yang menawarkan keunikan dan kemistisan ini patut kamu kunjungi bagi kamu yang menyukai tantangan. Kenapa? Karena lokasi Danau Pagaralam tergolong sangat sulit ditempuh. Persiapkan fisik dan perlengkapan sebelum menuju Danau Pagaralam. Sebaiknya membawa rekan yang berpengalaman dalam menjelajah hutan jika kamu sama sekali belum berpengalaman dalam menjelajah hutan karena untuk mencapai Danau Pagaralam kamu harus menyusuri hutan yang panjang.
Sumber : http://www.utiket.com/id/obyek-wisata/bengkulu/241-danau_pagaralam.html

0 komentar:

Tari Topeng Cirebon

Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan. Tari Topeng Cirebon, kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk IndramayuJatibarangLosari, dan Brebes. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh satu penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.

Jenis

Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah tari topeng kelana kencana wungu merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu Minakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Minakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.

Perkembangan

Gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, serta iringan musik yang didominasi oleh kendang dan rebab, merupakan ciri khas lain dari tari topeng.
Kesenian Tari Topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya.
Salah satu maestro tari topeng adalah Mimi Rasinah, yang aktif menari dan mengajarkan kesenian Tari Topeng di sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah yang terletak di desa Pekandangan, Indramayu, Indramayu. Sejak tahun 2006 Mimi Rasinahmenderita lumpuh, namun ia masih tetap bersemangat untuk berpentas, menari dan mengajarkan tari topeng hingga akhir hayatnya, Mimi Rasinah wafat pada bulan Agustus 2010 pada usia 80 tahun.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Topeng_Cirebon

0 komentar:

Copyright © 2014 Indonesiaku