Warga: Kenapa Setiap Presiden Datang, Kabut Asap Riau Hilang?

Pekanbaru - Kabut asap yang menyelimuti Riau berangsur-angsur menghilang berbarengan dengan kedatangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Namun hal ini malah membuat warga Riau gelisah.

Di saat sang presiden datang, kabut asap yang sudah menyesakkan masyarakat sejak 3 bulan lalu itu malah menipis. Jarak pandang yang sebelumnya berkisar ratusan meter untuk sementara waktu ini membaik hingga radius 3 kilometer.

"Kenapa ya, setiap Presiden datang asap selalu menghilang di Riau. Hari ini Presiden Jokowi datang, asap pekat mulai menghilang. Hal ini juga terjadi saat Presiden SBY dulu datang ke Riau untuk memantau kebakaran hutan, asap mendadak menipis," celetuk T Simbolon, warga di Pekanbaru, Riau, Jumat (9/10/2015).

Akibatnya, kata dia, Jokowi tak bisa melihat langsung kondisi asap pekat Riau yang sebenarnya.

"Kalau ada asap pekat kan jadi lebih menarik kunjungan Presiden Jokowi ke Riau. Jokowi jadi bisa merasakan penderitaan masyarakat Riau selamat beberapa bulan ini," tutur Simbolon.

Pegawai negeri sipil (PNS) di Mapolda Riau itu berharap, kedatangan Jokowi dapat memberi solusi yang berarti. Sehingga kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap yang melanda Riau tiap tahunnya bisa teratasi.

"Mudah-mudahan ada solusi sebagai antisipasi supaya kejadiannya tak berulang tahun. Karena selama ini upaya pencegahan tidak berjalan maksimal," harap Simbolon.

Sementara itu, Presiden Jokowi telah tiba di Kabupaten Kampar, Riau sejak pukul 11.00 WIB. Memakai kemeja putih, celana hitam, dan dipadu topi merah, dia langsung mendatangi puskesmas di Kecamatan Kuok, Kampar.

Di puskesmas itu dia memantau masyarakat yang mengalami gangguan pernapasan akibat kabut asap. Jokowi juga menyempatkan diri membagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada warga.

Jokowi menuturkan, kartu itu bisa dijadikan masyarakat untuk berobat secara gratis, terutama yang menjadi korban karena kabut asap dari kebakaran hutaan dan lahan.

Setelah memantau Puskesmas, Jokowi melaksanakan salat Jumat di Islamic Center Bangkinang, Kabupaten Kampar. Setelah itu, dia berencana ke Rimbo Panjang untuk melihat bekas kebakaran hutan dan lahan.

Meski asap sudah menipis di Riau, bukan berarti tidak ada titik panas di Pulau Sumatera. Pagi ini, satelit mendeteksi 414 di Sumatera, dimana Provinsi Sumatera Selatan masih mendominasi.

"Di Sumsel terdeteksi 363 titik panas. Untuk Riau sendiri ada 2, kemudian Lampung 9, Bengkulu 8, Jambi 1, Bangka Belitung 31," kata Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sugarin.
 
 
Sumber : http://news.liputan6.com/read/2336666/warga-kenapa-setiap-presiden-datang-kabut-asap-riau-hilang

0 komentar:

Kabut Asap Makin Parah, Jarak Pandang di Pelalawan Hanya 50 Meter

Kabut Asap Makin Parah, Jarak Pandang di Pelalawan Hanya 50 Meter
TribunPekanbaru/Johanes
 
PANGKALAN KERINCI - Kabut asap pagi ini, Selasa (6/10), semakin parah. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Pelalawan tertutupi asap tebal sejak pagi pukul 07.00 Wib.
 
Kabut kali ini lebih parah dibanding beberapa hari sebelumnya. Jalanan yang biasanya terlihat terang tanpa lampu, kendaraan terpaksa menggunakan lampu. Asap sangat terasa pekat diujung hidung dan sesak di dada serta perih di mata.

Berdasarkan data BMKG Pekanbaru yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran Daerah (BPBPKD) Pelalawan, jarak pandang sangat menurun drastis. Diperkirakan jarak penglihatan tidak lebih dari 50 meter, lebih rendah dibanding Pekanbaru dan Rengat.

"Titik api di Riau hanya 1 dan itu terdapat di Indragiri Hilir (Inhil). Memang cofidence diatas 70 persen," ungkap Kepala BPBPKD Pelalawan, Hadi Penandio
 
Sumber : http://pekanbaru.tribunnews.com/2015/10/06/kabut-asap-makin-parah-jarak-pandang-di-pelalawan-hanya-50-meter

0 komentar:

Copyright © 2014 Indonesiaku