Kemegahan Istana Ratu Boko

Istana Ratu Boko adalah sebuah bangunan megah yang dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu keturunan Wangsa Syailendra. Istana yang awalnya bernama Abhayagiri Vihara (berarti biara di bukit yang penuh kedamaian) ini didirikan untuk tempat menyepi dan memfokuskan diri pada kehidupan spiritual. Berada di istana ini, anda bisa merasakan kedamaian sekaligus melihat pemandangan kota Yogyakarta dan Candi Prambanan dengan latar Gunung Merapi.
Istana ini terletak di 196 meter di atas permukaan laut. Areal istana seluas 250.000 m2terbagi menjadi empat, yaitu tengah, barat, tenggara, dan timur. Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan Paseban. Sementara, bagian tenggara meliputi Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. Kompleks gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur. Sedangkan bagian barat hanya terdiri atas perbukitan.
Bila masuk dari pintu gerbang istana, anda akan langsung menuju ke bagian tengah. Dua buah gapura tinggi akan menyambut anda. Gapura pertama memiliki 3 pintu sementara gapura kedua memiliki 5 pintu. Bila anda cermat, pada gapura pertama akan ditemukan tulisan 'Panabwara'. Kata itu, berdasarkan prasasti Wanua Tengah III, dituliskan oleh Rakai Panabwara, (keturunan Rakai Panangkaran) yang mengambil alih istana. Tujuan penulisan namanya adalah untuk melegitimasi kekuasaan, memberi 'kekuatan' sehingga lebih agung dan memberi tanda bahwa bangunan itu adalah bangunan utama.
Sekitar 45 meter dari gapura kedua, anda akan menemui bangungan candi yang berbahan dasar batu putih sehingga disebut Candi Batu Putih. Tak jauh dari situ, akan ditemukan pula Candi Pembakaran. Candi itu berbentuk bujur sangkar (26 meter x 26 meter) dan memiliki 2 teras. Sesuai namanya, candi itu digunakan untuk pembakaran jenasah. Selain kedua candi itu, sebuah batu berumpak dan kolam akan ditemui kemudian bila anda berjalan kurang lebih 10 meter dari Candi Pembakaran.


Sumur penuh misteri akan ditemui bila berjalan ke arah tenggara dari Candi Pembakaran. Konon, sumur tersebut bernama Amerta Mantana yang berarti air suci yang diberikan mantra. Kini, airnya pun masih sering dipakai. Masyarakat setempat mengatakan, air sumur itu dapat membawa keberuntungan bagi pemakainya. Sementara orang-orang Hindu menggunakannya untuk Upacara Tawur agung sehari sebelum Nyepi. Penggunaan air dalam upacara diyakini dapat mendukung tujuannya, yaitu untuk memurnikan diri kembali serta mengembalikan bumi dan isinya pada harmoni awalnya. YogYES menyarankan anda berkunjung ke Candi Prambanan sehari sebelum Nyepi jika ingin melihat proses upacaranya.
Melangkah ke bagian timur istana, anda akan menjumpai dua buah gua, kolam besar berukuran 20 meter x 50 meter dan stupa Budha yang terlihat tenang. Dua buah gua itu terbentuk dari batuan sedimen yang disebut Breksi Pumis. Gua yang berada lebih atas dinamakan Gua Lanang sedangkan yang berada di bawah disebut Gua Wadon. Persis di muka Gua Lanang terdapat sebuah kolam dan tiga stupa. Berdasarkan sebuah penelitian, diketahui bahwa stupa itu merupakan Aksobya, salah satu Pantheon Budha.
Meski didirikan oleh seorang Budha, istana ini memiliki unsur-unsur Hindu. Itu dapat dilihat dengan adanya Lingga dan Yoni, arca Ganesha, serta lempengan emas yang bertuliskan "Om Rudra ya namah swaha" sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra yang merupakan nama lain Dewa Siwa. Adanya unsur-unsur Hindu itu membuktikan adanya toleransi umat beragama yang tercermin dalam karya arsitektural. Memang, saat itu Rakai Panangkaran yang merupakan pengikut Budha hidup berdampingan dengan para pengikut Hindu.
Sedikit yang tahu bahwa istana ini adalah saksi bisu awal kejayaan di tanah Sumatera. Balaputradewa sempat melarikan diri ke istana ini sebelum ke Sumatera ketika diserang oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa memberontak karena merasa sebagai orang nomor dua di pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno akibat pernikahan Rakai Pikatan dengan Pramudhawardani (saudara Balaputradewa. Setelah ia kalah dan melarikan diri ke Sumatera, barulah ia menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya.
Sebagai sebuah bangunan peninggalan, Istana Ratu Boko memiliki keunikan dibanding peninggalan lain. Jika bangunan lain umumnya berupa candi atau kuil, maka sesuai namanya istana ini menunjukkan ciri-ciri sebagai tempat tinggal. Itu ditunjukkan dari adanya bangunan berupa tiang dan atap yang terbuat dari bahan kayu, meski kini yang tertinggal hanya batur-batur dari batu saja. Telusurilah istana ini, maka anda akan mendapatkan lebih banyak lagi, salah satunya pemandangan senja yang sangat indah. Seorang turis asal Amerika Serikat mengatakan, "Inilah senja yang terindah di bumi."

Sumber : http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/ratu-boko/

0 komentar:

Dieng Plateau

Keindahan alam Dieng Plateau menjadi anugerah yang tak ternilai harganya, sebagai tempat bersemayam para Dewata, dataran tinggi Dieng menawarkan lebih dari 37 obyek wisata yang telah diakui Dunia. Kami mengupas-tuntas daftar obyek wisata di Dieng dengan dokumentasi original yang berhasil diabadikan sepanjang tahun. Dieng dengan segala fenomena alam dan budayanya menjadikan siapapun yang berkunjung merasa kagum, jaman dulu kala beberapa warga berkebangsaan Belanda sering mendatangi Obyek Wisata Dieng tentunya bukan tanpa alasan bahkan mereka berani mempromosikan ke Negara-negara Eropa agar mau mengunjungi Dataran Tinggi Dieng.
Gabungan antara keindahan panorama alam dan keagungan budaya sisa peninggalan masa lalu menjadikan Dieng memiliki nilai tambah tersendiri dibanding dengan yang lain, banyak orang yang telah mengunjungi berbagai tempat wisata diseluruh pelosok dunia, dan jarang ada yang seperti Dieng terlebih lagi dalam soal jarak, tempuh antar obyek, hampir semua obyek wisata yang ada diDieng saling berdekatan dengan wilayah porosnya.
Dieng Merupakan salah satu Kawasan Wisata Andalan Jawa Tengah sebagaimana disebutkan dalam RIPP ( Rencana Induk Pengembangan Pariwisata ). Kawasan Dieng sebagai salah satu potensi pariwisata mempunyai panorama yang sangat menawan dan memiliki aneka ragam obyek wisata mulai dari Candi (Komplek candi Arjuna, Gatotkaca, Bima, Dwarawati), kawah (Sikidang, Sileri, Candradimuka, Sikendang), Telaga (Warna, Pengilon, Merdada, Balekambang, Dringo, Cebong,Swiwi, Menjer), Gua (Jimat, Semar, Jaran, Sumur Jalatunda,  Bimo Lukar, Sumber air panas (Sirawe),  Air terjun (Sirawe, Sikarim, Seloka), Agrowisata Tambi, maupun obyek wisata buatan yang dibangun untuk menunjang aktivitas pariwisata di kawasan tersebut (Dieng Plateau Theater, Museum Kailasa, Gardu Pandang Tieng) serta masih banyak obyek wisata yang lain seperti Ondo Budho, Gunung Sikunir, Tuk Bimo Lukar, Watu Kelir dan Pemandian Air Panas Bitingan.
Sumber : http://diengplateau.com/obyek-wisata

0 komentar:

Candi Arjuna

Candi Arjuna adalah sebuah bangunan candi Hindu yang terletak diDataran Tinggi DiengKabupaten BanjarnegaraJawa TengahIndonesia.

Deskripsi

Candi Arjuna merupakan salah satu bangunan candi di Kompleks Percandian Arjuna, Dieng. Di kompleks ini juga terdapat Candi Semar,Candi SrikandiCandi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Candi Arjuna terletak paling utara dari deretan percandian di kompleks tersebut. Sementara itu, Candi Semar adalah candi perwara atau pelengkap dari Candi Arjuna. Kedua bangunan candi ini saling berhadapan.
Seperti umumnya candi-candi di Dieng, masyarakat memberikan nama tokoh pewayangan Mahabarata sebagai nama candi.

Arsitektur

Candi Arjuna berukuran 6 x 6 m dan menghadap ke arah barat. Pada pintu masuk dan relung-relungnya dihiasi kala makara. Atap candi berjenjang dengan menara-menara kecil di setiap sudut. Ditemukannya prasasti berangka tahun 731 Caka (809 M) di dekat Candi Arjuna dapat menjadi petunjuk pembangunan candi sekitar awal abad IX M. [1]

Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Lingkungan sekitar candi juga kurang mendukung pemeliharaan. Lahannya sudah lama digarap penduduk untuk lahan pertanian tanamankentang, sayur-mayur, dan bunga-bungaan.
Mulai tahun 2010 kompleks Candi Arjuna mulai digunakan untuk pengembangan wisata yang dikemas oleh Dinas Pariwisata Banjarnegara dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Mereka menyelenggarakan acara budaya tahunan yang telah dikenal dengan nama DCF (Dieng Culture Festival).

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Arjuna

0 komentar:

Telaga Warna

Telaga Warna Puncak Bogor adalah sebuah objek wisata alam yang terletak di Kawasan PuncakBogorJawa Barat. Objek wisata ini berada di dekat perkebunan Teh PTP VII Gunung Mas. Dilatar belakangi persawahan dan perkampungan penduduk dengan gunung yang menjulang tinggi menambah keindahan panorama alam yang sudah ada. Sebelum ditetapkan sebagai kawasan taman wisata pada tahun 1972, kawasan Telaga Warna Puncak Pass Cisarua - Bogor, merupakan bagian dari Kawasan Cagar Alam hutan Gunung Mega Mendung dan hutan Gunung Hambalang.

Panorama
Kawasan taman wisata telaga warna ini menawarkan panorama alam yang masih asri, terletak di pinggir sebuah telaga yang masih terjaga keasriannya, sehingga wistawan bisa menikmati pemandangan dan mengelilingi danau menggunakan perahu atau rakit. Selain itu, dapat juga melakukan kegiatan rekreasi keluarga sambil bersepeda air.
Keistimewaan lainnya, di tempat ini dapat dijumpai beberapa jenis flora asli hutan tropika pegunungan, seperti Puspa dan Kihiur serta beberapa tanaman tingkat rendah, antara lain Paku Tiang, Rame, dan Rotan.
Wisatawan juga bisa menemui beberapa jenis fauna liar, seperti hewan mamalia, primata, aves, dan reptilia. Adapun mamalia yang masih ada ialah macan tutul dan babi hutan. Kemudian jenis primata yang dilindungi di objek wisata Telaga Warna ialah kera abu-abu, surili , dan lutung.

Fasilitas

Beberapa fasilitas yang ada di telaga warna antara lain:
  • Area untuk outbond
  • Track alam
  • Shelter
  • Pos jaga
  • Pusat informasi
  • Menara pengintai setinggi 13,5 meter untuk mengamati burung.

Akses

Untuk mencapai wisata Telaga Warna, wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi atau bus umum (jurusan Cianjur) menuju Kawasan Puncak. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui jalan setapak dari tepi Jalan Raya Puncak selama 10 menit.


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Telaga_Warna_(Puncak,_Bogor)

0 komentar:

"Kami Tak Menyesal Jadi Orang Indonesia, Tapi Malaysia Beri Kami Kehidupan"

sumber foto:
news.metrotvnews.com
Isu mengenai adanya warga negara Indonesia (WNI) yang juga memiliki tanda pengenal warga negara Malaysia memang bukan sekadar isu. Seperti dituturkan Laksmi, warga yang memiliki dua identitas kewarganegaraan.
Laksmi, perempuan paruh baya, biasa berbelanja di Malaysia.  Apa yang dilakukannya semata-mata agar bisa bertahan hidup. “Kalau belanja di Malaysia barangnya lebih murah dan tersedia semua, berbeda dengan di sini.”
Ironis, akibat kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, khususnya dalam bidang pembangunan, sejumlah WNI di daerah perbatasan mengancam (bahkan sudah ada yang pindah) akan pindah kewarganegaraan ataupun mengibarkan bendera Malaysia.
Sudah sekian lama tuntutan perbaikan Infrastruktur jalan di Kalimantan, khususnya di daerah perbatasan, disuarakan oleh empat gubernur di Kalimantan. Sayangnya, anggaran dana APBN, keputusan ada di tangan pemerintah pusat.
“Padahal, sudah banyak kekayaan alam yang diambil dari bumi Kalimantan yang dimanfaatkan untuk kepentingan nasional. Kekayaan alam pulau ini tidak dapat dinikmati oleh kami,” kata Laksmi.
Pernyataan Laksmi diamini oleh beberapa warga lainnya. Menurut mereka, Malaysia menyediakan sarana dan prasarana air bersih dan penerangan bagi WNI di wilayah Indonesia. Seandainya mendapatkan izin, Malaysia bahkan bersedia membuatkan jalan yang layak untuk saudara mereka yang tinggal di Indonesia.
Hubungan yang baik terjalin antara WNI dan warga negara Malaysia di perbatasan, seperti satu keluarga, meskipun dipisahkan oleh batas negara. Namun, tampak terlihat perbedaan pembangunan di perbatasan kedua negara ini, Indonesia jauh tertinggal dari Malaysia.
Ancaman dari WNI yang hidup di daerah perbatasan untuk berpindah kewarganegaraan ataupun mengibarkan bendera Malaysia semakin bertambah. Seperti dikutip TV One pada tahun 2012, Kepala Desa Mungguk Gelombang, Kalimantan Timur, Yusak, menyatakan bahwa masyarakat di desanya, selain Desa Mungguk Gelombang, Ketungau Tengah, Maniau, Sintang, dan daerah lain di perbatasan, termasuk juga di Kalimantan Barat, akan mengibarkan bendera Malaysia. Mereka merasa sudah sangat lama tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, terutama infrastruktur wilayah yang sangat buruk.
Pemerintah Malaysia sudah bertahun-tahun membantu menyediakan sarana dan prasarana air bersih bagi mereka. Warga merasa lebih dihargai daripada di negeri sendiri. Akibatnya, perayaan 17 Agustus tidak semeriah peringatan hari kemerdekaan Malaysia.
Di Samarinda, anggota DPRD Kaltim, Abdul Djalil Fatah, menyatakan bahwa masyarakat di perbatasan Kaltim-Malaysia, khususnya yang tinggal di Krayan Selatan, sudah meminta pemerintah memperhatikan nasib mereka. Bila tidak, mereka mengancam akan hengkang menjadi warga negara Malaysia.
Tokoh masyarakat di Kalbar, Hendrikus Adam, mengungkapkan kondisi yang sangat buruk telah memicu perpindahan identitas warga di daerah perbatasan Kalbar-Malaysia seperti di Entikong, Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Kapus Hulu.
“Di Desa Suruh Tembangan, puluhan warga sudah berganti kewarganegaraan menjadi warga negara Malaysia, termasuk 61 penduduk Dusun Gun Jamak, Desa Suruh Tembawang Kecamatan Entikong Sanggau, Kalbar,” tutur Imran Manuk, Kepala Desa Suruh Tembawang, Kalbar.
Pengamat masalah perbatasan, Saibansah Dardani, menyatakan bahwa masalah utama masyarakat di perbatasan bukan soal nasionalisme, melainkan karena tidak ada perhatian dari pemerintah pusat. Akibatnya, warga hidup dalam serba keterbatasan.
Masyarakat di perbatasan lebih mudah mengakses siaran TV Malaysia ketimbang TV Indonesia. Mudahnya mereka mendapatkan informasi dari Malaysia berdampak emosional, terutama kepada anak-anak. Secara tidak langsung anak-anak di perbatasan beranggapan bahwa mereka merupakan bagian dari negara Malaysia.
“Permasalahan di wilayah perbatasan bukan karena masyarakat sudah terkikis nasionalismenya, tetapi kekecewaan terhadap sikap pemerintah yang dinilai lamban dalam membangun infrastruktur dan ekonomi di wilayah perbatasan,” ujarnya.
Dia pun meminta pemerintah untuk segera melakukan percepatan pembangunan infrastruktur dan pembangunan ekonomi di titik-titik perbatasan. Hal itu perlu dilakukan untuk menghilangkan ancaman warga berpindah kewarganegaraan ataupun mengibarkan bendera negara lain.
Infrastruktur, terutama jalan, sudah sekian lama menjadi “PR” di pulau yang kaya akan sumber daya alam ini. Kekayaan alam yang diambil dari bumi Kalimantan sebagian harus dikembalikan lagi ke daerah, khususnya untuk pembangunan infrastruktur transportasi.
Bagaimana tidak, pulau yang kaya akan batu bara ini infrastruktur jalannya kurang memadai. Padahal, batu bara Kalimantan dikirim ke daerah lain dan juga ke luar negeri untuk pembangunan jalan dan bahan bakar pembangkit tenaga listrik serta keperluan lain.
Hal ini juga dikuatkan oleh Rahung Nasution, pemerhati kebudayaan tradisi yang ada di Indonesia, saat dia melakukan penelitian di Kalimantan Barat. “Sudah 69 tahun Indonesia merdeka dan selama itu pulalah warga perbatasan Indonesia-Malaysia tidak merasakan pembangunan seperti yang ada di Pulau Jawa,” ujarnya pada Citizen Daily di Jakarta beberapa waktu lalu.
Jangan sampai ada cerita guyon yang menggambarkan perbedaan Indonesia dan Malaysia. “Saat di dalam bus menuju Malaysia, kita tidak perlu melihat keluar jendela untuk mengetahui posisi. Cukup merasakan, apakah tidur kita nikmat atau tidak. Bila ya, berarti kita sudah tiba di Malaysia. Bila terus terjaga, artinya, kita masih di Indonesia.”
Sumber : http://citizendaily.net/kami-tak-menyesal-jadi-orang-indonesia-tetapi-malaysia-beri-kami-kehidupan/

0 komentar:

Terpidana Mati "Bali Nine" Lukis Wajah Jokowi

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu terpidana mati dari kelompok gembong narkoba 'Bali Nine', Myuran Sukumaran, dilaporkan melukis wajah Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Myuran melukis wajah Jokowi jelang eksekusi mati yang kemungkinan bakal dihadapi warga Australia tersebut dalam waktu dekat.

Lukisan itu dipasang oleh media Australia News.com.au dalam artikel bertajuk 'Why Indonesia doesn’t care about Australia’s objection to the death penalty' Sabtu 14 Februari 2015. Pada deskripsi di bawah foto lukisan wajah Jokowi, media negeri kanguru itu menuliskan 'Talented ... A painting Myuran Sukumaran did of President Joko Widodo.'

Dalam lukisan dengan perpaduan warna coklat, putih, hitam, krem, dan kuning tersebut terlihat wajah Jokowi. Tak diketahui pasti, kapan dan di mana Myuran yang merupakan warga Australia berdarah India itu melukisnya. Juga tak diketahui apa makna dari lukisan wajah Presiden ke-7 RI tersebut.

Namun pria 34 tahun itu baru-baru ini diketahui banyak menghabiskan waktunya untuk menyalurkan hobinya yakni melukis di Lapas Kerobokan, Denpasar, Bali.

Pekan lalu, seorang sahabat bernama Lizzie Love membeli 2 lukisan karya Myuran. Lukisan pertama menggambarkan wajah Myuran sendiri dan yang kemudian mendeskripsikan wajah seorang terpidana bernama Maria.



Kabarnya, dana hasil penjualan lukisan itu disumbangkan Myuran untuk biaya pengobatan napi bernama Maria yang menderita kanker.
Kepala Lapas Kerobokan Sudjonggo mengaku tidak mengetahui apa saja yang dilukis Myuran Sukumaran di penjara tersebut. Dia juga belum bisa memastikan apakah Myuran melukis wajah Jokowi di Lapas Kerobokan atau tidak. "Saya tidak tahu, tapi bukan berarti tidak ada (lukisan wajah Jokowi), karena saya tidak pantau," ujarnya saat dikonfirmasiLiputan6.com di Denpasar, Minggu (15/2/2015).

Dia menambahkan, pengamanan di Lapas Kerobokan hingga saat ini tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Belum ada upaya pengetatan penjagaan. "Pengamanan masih biasa, tidak ada yang berlebih."

Myuran Sukumaran bersama seorang terpidana mati 'Bali Nine' lainnya, yakni Andrew Chan, kemungkinan bakal dieksekusi Kejaksaan Agung RI dalam waktu dekat, setelah Presiden Jokowi menolak grasi keduanya.

Pemerintah Australia saat ini tengah berupaya keras melobi Pemerintah Indonesia untuk memberikan pengampunan atau keringanan bagi kedua warganya tersebut. Namun Jokowi menegaskan, tak ada pengampunan bagi pelaku kejahatan narkoba. Sebab Indonesia tengah dalam kondisi darurat narkoba.

Myuran Sukumaran dan Andrew Chan merupakan anggota dari komplotan Bali Nine -- sebutan yang diberikan media massa kepada sembilan orang Australia yang ditangkap pada 17 April 2005 di Bali, Indonesia, dalam usaha menyelundupkan heroin seberat 8,2 kilogram dari Indonesia ke Australia.

Kesembilan orang tersebut adalah Andrew Chan -- disebut pihak kepolisian sebagai 'godfather' kelompok tersebut, Myuran Sukumaran, Si Yi Chen, Michael Czugaj, Renae Lawrence, Tach Duc Thanh Nguyen, Matthew Norman, Scott Rush dan Martin Stephens. Setelah menjalani serangkaian banding, 7 anggota Bali Nine yang merupakan WN Australia, menjalani hukuman seumur hidup atau 20 tahun penjara. (Riz/Sun)

Sumber : http://news.liputan6.com/read/2176154/terpidana-mati-bali-nine-lukis-wajah-jokowi

0 komentar:

Surga Tersembunyi Di Utara Jawa

Bawean adalah sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa, sekitar 80 Mil atau 120 kilometer sebelah utara Gresik. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Belanda (VOC) masuk pertama kali ke Pulau ini pada tahun 1743. Sebelum tahun 1974 Pulau Bawean masuk dalam wilayah Kabupaten Surabaya sebelum di bentuknya Kabupaten Gresik namun sejak tahun 1974 pulau Bawean di masukkan kedalam wilayah Kabupaten Gresik karena memang letaknya lebih dekat dengan Kabupaten Gresik.


Bawean memiliki 2 kecamatan yaitu Sangkapura dan Tambak. Jumlah penduduknya sekitar 70.000 jiwa yang merupakan pembauran beberapa suku yang berasal dari pulau Jawa, Madura, Kalimantan ,Sulawesi dan Sumatera termasuk budaya dan bahasanya. Penduduk Bawean kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai nelayan atau petani selain juga menjadi TKI di Malaysia dan Singapura, sebagian besar di antara mereka telah mempunyai status penduduk tetap di negara tersebut, selain di kedua negara itu penduduk bawean juga menetap di Australia dan Vietnam. Etnis mayoritas penduduk Bawean adalah Suku Bawean, dan suku-suku lain misalnya Suku JawaMaduraBugisMandar,Mandailing,Banjar dan Palembang.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Bawean

0 komentar:

Copyright © 2014 Indonesiaku