Reaksi Asing Terhadap Pelantikan Jokowi
Media utama di Australia memberikan perhatian khusus atas pelantikan
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Lembaga Penyiaran
Publik ABC bahkan menayangkan siaran langsung detik-detik pelantikan di
gedung MPR Jakarta.
Dalam siaran langsung ABC News 24 yang dimulai
pukul 14.00 siang waktu Melbourne (pukul 10.00 pagi WIB), Jokowi
digambarkan sebagai pemimpin Indonesia pertama yang muncul bukan dari
kalangan elit politik dan militer.
Ia digambarkan sebagai sosok
pedagang furnitur yang menjalankan kampanye politiknya dengan dukungan
dari kalangan akar rumput dan voluntir.
Salah
seorang narasumber ABC, Tim Palmer, yang pernah bertugas di Indonesia
dan menyaksikan pergantian presiden dari Megawati ke SBY, menggambarkan
salah satu indikator taraf kehidupan rakyat Indonesia saat itu, yakni
tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan.
Menurut dia, baik era
Megawati maupun era SBY, indikator mendasar perbaikan taraf hidup rakyat
ini tidak mengalami kemajuan berarti. Ia menyebut bahwa contoh ini
merupakan gambaran bagaimana kegagalan politik terjadi di Indonesia.
"Jika
dia (Jokowi) mampu melakukan perbaikan dalam isu kematian bayi dan ibu
melahirkan, hal itu akan sangat memuskan," jelasnya.
Sementara
itu, koran Sydney Morning Herald lebih menyoroti pertemuan formal
pertama antara PM Tony Abbott dan Presiden Jokowi seusai pelantikan.
Dalam kesempatan itu PM Abbott secara pribadi mengundang Presiden Jokowi untuk menghadiri Pertemuan G20 bulan depan di Brisbane.
Dilaporkan,
Presiden Jokowi belum bisa memastikan apakah akan hadir atau tidak
dalam forum ekonomi negara-negara G20 yang dijadwalkan berlangsung 15
dan 16 November 2014.
Selain G20, isu lainnya yang dibahas dalam
kesempatan itu adalah investasi dua arah antara Australia dan Indonesia,
serta jumlah warga Indonesia yang menuntut ilmu di Australia yang
semakin meningkat.
Dilaporkan pula bahwa PM Abbott menyampaikan
kepada Presiden Jokowi, bahwa ia meneruskan tradisi pemimpin Australia
yang menghadiri pelantikan presiden Indonesia, seperti pernah dilakukan
mantan PM John Howard.
Koran lainnya, The Australian, menyoroti
pelantikan Jokowi-JK dengan menggambarkan tantangan berat yang harus
ditangani pemerintahan baru Indonesia ini.
Salah satunya, adanya
kekhawatiran bahwa setiap langkah reformasi yang akan dijalankan
pemerintahan ini, akan menghadapi kemungkinan dihambat oleh parlemen
yang dikuasai pihak oposisi.
Dilaporkan, masih belum pasti
bagaimana Presiden Jokowi bisa melakukan negosiasi secara efektif dengan
pihak oposisi di parlemen.
Sumber : http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=264890
0 komentar: