Surga Pribadi di Ujung Selatan Tulungagung

Saat terlihat monumen reco sewu (arca seribu)
disitulah kendaraan harus berhenti. Lokasi parkir terletak dekat dengan reco
sewu dan di parkiran tersebut ada satu-satunya kios makanan ringan (snack) dan minuman.
Oleh sebab itu, bagi petualang yang tidak membawa bekal bisa membeli di situ
juga karena selama perjalanan maupun di lokasi pantai sudah tidak ada lagi kios
yang ditemukan.
Jarak dari parkir menuju pantai sekitar 2 km dan waktu
yang diperlukan untuk menuju Pantai Coro kurang lebih 30 menit. Meskipun
terbaca cukup jauh dan lama, suguhan selama perjalanan cukup menyenangkan.
Perjalanan menuju pantai Coro di mulai dengan melintasi perumahan penduduk dan dilanjutkan
melewati perbukitan. Ladang penduduk terhampar sepanjang bukit menuju Pantai
Coro. Bila cuaca cerah, jalanan enak dilalui, tapi jika cuaca hujan bersiaplah
melewati jalan berlumpur.
Padi, pisang, ketela pohon dan beberapa pohon jati menjadi
komoditas yang di tanam penduduk sekitar. Bukan cuma ladang, pemandangan lain
yang bisa dinikmati adalah tujuh sungai yang harus dilalui sebelum mencapai
lokasi pantai. Saat bertanya pada penduduk setempat, pasti mereka akan menjawab
pantai coro ada setelah melewati tujuh kali (sungai).
![]() |
Jalan menuju Pantai Coro |
Setelah berlelah-lehan selama 30 menit, penat akan
langsung terbayar saat bulan sabit muncul dari balik bukit. Ya, itulah pantai
Coro yang masih perawan, berpasir putih. Layaknya surga pribadi dunia, di
pantai ini bisa berjemur sepuasnya maupun bermain air sampai lelah tanpa takut
keramaian dari pengunjung lain. Keindahan pantai Coro sangat dipengaruhi cuaca,
bila sedang musim hujan, bersiaplah menemui ombak besar dan air laut naik. Jadi,
jika anda ingin mengunjungi pantai Coro, sebaiknya saat musim kemarau saja.
![]() |
Pantai Coro saat cuaca cerah |
Sumber : m.kompasiana.com/post/read/620320/1/pantai-coro-surga-pribadi-di-ujung-selatan.html
0 komentar: