GAMELAN Kepulauan Raja Ampat Garuda Wisnu Kencana Pulau Komodo Candi Penataran CandiPrambanan Candi Borobudur BATIK WAYANG

Lima Tempat Wisata Di Indonesia Yang Belum Terjamah Oleh Wistawan

Tempat wisata yang ada di Indonesia tidak hanya terbatas pada Bali, Danau Toba, Lombok, Raja Ampat, Candi Borobudur atau Pulau Komodo saja. Sebenarnya masih ada banyak sekali tempat-tempat di Indonesia yang begitu indah dan belum banyak diketahui. Mengunjungi tempat wisata yang masih belum diketahui oleh banyak orang tentu akan menjadi pengalaman tersendiri yang sangat mengasyikkan. Ingi tahu apa saja tempat wisata di Indonesia yang belum terjamah? Simak artikel berikut ini.
  1. Pulau Pari di Kepulauan Seribu

tumblr_m9z0ekUNON1qay39xo1_400
Pulau Pari ini merupakan salah satu pulau di kepulauan seribu yang masih belum banyak diketahui oleh para pengunjung. Dinamakan pulau Pari karena bentuk pulaunya yang mirip seperti ikan Pari. Di pulau ini ditawarkan keindahan pantai dan juga pemandangan hutan yang masih asri dan alami. Di pantai ini pengunjung bisa menikmati indahnya struktur pesisir pantai yang berkelak-kelok dengan pasir putih yang sangat lembut. Selain itu pantai pengunjung juga disuguhi hutan bakau yang indah di sepanjang bibir pantai.
  1. Pantai Mandasari di Cimerak Jawa Barat
Pantai Mandasari memiliki pantai landai yang dihiasi oleh batu-batu karang yang unik, pulau-pulau kecil, dan hijaunya datan masawah. Dengan keindahan pantainya yang begitu mempesona dan masih banyak orang yang belum mengenal membuat Pantai Mandasari menjadi tempat wisata di Indonesia yang belum terjamah. Tempat wisata ini terletak di desa Meswaha Kecamatan Ci Merak Jawa Barat. Dari tempat wisata Green Canyon berjarak kurang lebih 20 km di sebelah Selatan.
  1. Pantai Sowan di Tuban Jawa Timur
Pulau-Pari-Kepulauan-Seribu
Pantai yang berlokasi di Tuban Jawa Timur ini tak kalah menarik untuk dikunjungi. Anda akan disuguhi pemandangan laut yang begitu indah serta puluhan pohon klampis yang berderet di pinggir pantai. Pantai ini begitu sejuk sehingga cocok untuk berlama-lama memandangi pantai Sowan sambil duduk di tepi pantai atau menikmati wisata kuliner. Di kawasan pantai ini juga disediakan arena bagi pengunjung yang suka berkemah.
  1. Pantai Pulau Merah di Banyuwangi
Terletak di kaki gunung Pintu kabupaten Banyuwangi, Pantai Pulau Merah menawarkan keindahan pantai dan juga ombak yang cocok untuk berselancar. Karena letak Banyuwangi yang berada di ujung paling timur pulau Jawa menjadikannya spot menarik untuk bisa menikmati indahnya matahari terbit. Di kawasan pantai ini juga bisa ditemui etnis Osing dimana penduduknya berbicara menggunakan bahasa Jawa kuno dan merupakan etnis yang perkembangannya paling canggih pada zaman dahulu kala. Dengan keindahan alam dan budaya, sayang sekali jika Pantai Pulau Merah masih menjadi tempat wisata di Indonesia yang belum terjamah.
  1. Goa Jomblang di Bantul Yogyakarta
Nama Goa Jomlang mungkin belum banyak dikenal oleh banyak orang. Terletak di daerah gunung kidul Jogjakarta, gua ini menawarkan keindahan stalakmit dan stalaktit unik. Ditambah lagi dengan adanya sinar matahari yang memasuki gua sehingga menimbulkan pembiasan cahaya yang indah. Banyak orang yang menyebutnya sebagai cahaya surga. Bentuk goa yang unik seperti runtuhan perut bumi ini disebabkan karena adanya proses geologi dan vegetasi yang runtuh ke perut bumi ribuan tahun silam. Tempat wisata ini masuk daftar tempat wisata di Indonesia yang belum terjamah karena memang baru dibuka beberapa tahun yang lalu. Walaupun belum banyak wiastawan yang tahu, pada tahun 2011 lalu Goa Jomlang juga pernah digunakan sebagai objek penelitian bernama Amazing Race Amerika.

Sumber : http://wisatapedia.web.id/inilah-lima-tempat-wisata-di-indonesia-yang-belum-terjamah-oleh-wistawan/

Danau Kawah dengan Kandungan Asam Paling Tinggi di Dunia



Tempat Paling Berbahaya
 
Kawah Ijen terletak antara Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Kawah gunung berapi ini terletak tepat di puncak Gunung Ijen.Gunung Ijen merupakan salah satu lokasi yang paling dicari para pendaki.

Selain pemandangannya yang indah, di sini pengunjung bisa menemui flora langka seperti edelweis yang kelestariannya dilindungi oleh pemerintah. Jika mendaki pada malam hari, pada saat-saat tertentu pendaki bisa menyaksikan bara api biru yang muncul dari puncak gunung.

Kawah ijen sendiri merupakan danau kawah panas dengan panorama menakjubkan. Warna airnya cantik, biru muda kehijauan. Kawah Ijen dikenal sebagai salah satu danau kawah dengan kandungan asam paling tinggi di dunia.

Begitu pekatnya kandungan asam di sana hingga bisa membuat segala benda yang diceburkan ke sana lenyap tak bersisa. Apalagi timbunan sulfur yang bisa membuat siapapun yang menghirup keracunan.

Sumber : http://kumpulan-berita-unik.blogspot.com/2014/05/tempat-dengan-pemandangan-indah-paling-berbahaya-di-dunia.html#ixzz3Trbmt8uP

Menjelang Pasar Bebas ASEAN (AFTA), Sudahkah Kita Siap Bersaing ?

DESEMBER 2015, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta  menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.  AFTA dibentuk pada waktu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN IV di Singapura 1992. Awalnya AFTA ditargetkan merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN, dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008). Kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT- AFTA) merupakan suatu skema untuk  mewujudkan AFTA melalui: penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya.
Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura, dan Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.
Produk yang dikategorikan dalam General Exception adalah produk-produk yang secara permanen tidak perlu dimasukkan ke dalam CEPT - AFTA, karena alasan keamanan nasional, keselamatan, atau kesehatan bagi manusia, binatang, dan tumbuhan, serta untuk melestarikan obyek-obyek arkeologi dan budaya.
Indonesia mengkategorikan produk-produk dalam kelompok senjata dan amunisi, minuman beralkohol, dan sebagainya sebanyak 68 pos tarif sebagai General Exception. 
Manfaat dan Tantangan AFTA Bagi Indonesia

Manfaat:
  • Peluang pasar yang semakin besar dan luas bagi produk Indonesia, dengan penduduk sebesar ± 500 juta dan tingkat pendapatan masyarakat yang beragam;
  • Biaya produksi yang semakin rendah dan pasti bagi pengusaha/produsen Indonesia yang sebelumnya membutuhkan barang modal dan bahan baku/penolong dari negara anggota ASEAN lainnya dan termasuk biaya pemasaran;
  • Pilihan konsumen atas jenis/ragam produk yang tersedia di pasar domestik semakin banyak dengan tingkat harga dan mutu tertentu;
  • Kerjasama dalam menjalankan bisnis semakin terbuka dengan beraliansi dengan pelaku bisnis di negara anggota ASEAN lainnya.
Tantangan:
  • Pengusaha/produsen Indonesia dituntut terus menerus dapat meningkatkan kemampuan dalam menjalankan bisnis secara profesional guna dapat memenangkan kompetisi dari produk yang berasal dari negara anggota ASEAN lainnya baik dalam memanfaatkan peluang pasar domestik maupun pasar negara anggota ASEAN lainnya.

Sumber Daya Manusia Indonesia
Sebetulnya dengan sisa waktu yang hanya sekitar satu tahun,  bukan waktunya lagi mempertanyakan kesiapan Indonesia menghadapi AFTA. Siap atau pun tidak siap, Indonesia tidak bisa lari dari kenyataan penerapan perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara mulai Desember  2015. Tidak banyak waktu lagi untuk melakukan pembenahan, kurang dari setahun. Sementara kondisi di lapangan, benar-benar belum siap, belum memiliki dasar untuk dikatakan siap. Banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah dan harus segera diselesaikan, karena akan menghambat dan menjatuhkan Indonesia dalam persaingan global yang sangat ketat.
Khususnya  kompetensi sumber daya manusia, Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara penggagas AFTA lainnya, misalnya kendala bahasa untuk dasar komunikasi.
Indeks kompetensi yang dikeluarkan oleh World Economic Forum pada 2013, Indonesia menempati urutan ke-50, rendah dari Singapura, Malaysia (ke-20), dan Thailand (ke-30). Kompetensi sumber daya manusia Indonesia yang rendah terjadi karena faktor-faktor yang saling berkaitan seperti: tenaga kerja dan atau tenaga profesi yang tidak memiliki kualifikasi; minimnya pelaksanaan sertifikasi kompetensi; belum sesuainya kurikulum di sekolah menengah untuk keahlian profesi; serta sumber daya manusia di Indonesia yang sangat berlimpah namun belum dioptimalkan oleh pemerintah. Sehingga dikatakan belum siap menghadapi persaingan tenaga kerja dalam rangka pelaksanaan AFTA 2015, karena tenaga kerja Indonesia tidak banyak yang mampu memenuhi standar kualifikasi yang dibutuhkan, akan selalu meningkat karena persaingan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, maupun kemampuan berbahasa, antar tenaga kerja negara-negara ASEAN.
Sesuai data BPS Agustus 2013, pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 6,25 persen, dan angkatan kerja di Indonesia saat itu mencapai 118,2 juta orang. Juga masih ada lebih dari 360 ribu orang sarjana yang menganggur, sangat mencengangkan dan memprihatinkan. Kalau sarjana saja sulit mencari kerja, bagaimana lulusan SMA, SMP dan SD? Terlebih menjelang diterapkannya AFTA 2015, ledakan pengangguran terdidik akan menjadi kenyataan.
Efek AFTA 2015 dipastikan banyak tenaga kerja dari negara-negara ASEAN masuk ke Indonesia. Sedangkan Indonesia kebanyakan mengirim tenaga kerja keluar negeri bukan sebagai tenaga ahli, melainkan tenaga kerja seperti pembantu rumah tangga, sopir, dan pekerja kasar di pabrik-pabrik, perkebunan atau di rumah tangga. Sementara negara lain mengirim tenaga kerja yang terdidik dan terlatih sehingga dia bekerja pada posisi sebagai manajer atau tenaga ahli di Indonesia.
Solusi Untuk Pembenahan SDM
Yang menjadi benang merah sekarang ini adalah bagaimana caranya untuk siap menghadapi AFTA 2015?  Pemerintah, baik pemerintah daerah dan pusat harus bangun dari tidur pulas dan tanggap untuk mempersiapkan masyarakatnya agar menjadi lebih siap dalam berbagai aspek untuk menghadapi semua tantangan ini untuk dijadikan peluang menjadi lebih sejahtera dan bermartabat.
Di waktu yang semakin sempit ini, ada banyak hal penting yang bisa membuat Indonesia bisa bertahan, atau bahkan bisa memanfaatkan AFTA 2015 untuk kemajuan bangsa ini. Tentunya dengan harapan pemerintah memahami prioritas masalah yang harus diselesaikan dan kekurangan yang perlu ditingkatkan. Prioritas pemerintah saat ini maupun pemerintah yang terpilih nanti, yaitu fokus untuk pembenahan SDM melalui perbaikan pendidikan di Indonesia yang harus mendukung daya saing dan daya guna agar lulusan yang dihasilkan bisa bekerja dan bersaing di perusahaan atau industri tidak hanya di Indonesia tetapi juga negara lain.
Untuk meningkatkan kompetensi, pola pikir adalah aspek penting yang perlu diperhatikan, khususnya pola pikir tenaga kerja harus mulai disesuaikan dengan tren sesuai perkembangan jaman, antara lain pembelajaran yang meliputi:
1.   Mendorong untuk mencari tahu dari berbagai sumber observasi; pembelajaran yang diarahkan untuk mampu merumuskan masalah, bukan hanya menjawab masalah;
2.         Melatih berfikir analitis dan bukan berfikir mekanistis,
3.   Menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Semua ini harus sudah mulai dibentuk sejak memasuki dunia pendidikan tingkat tinggi seperti SMA dan Perguruan Tinggi. Namun demikian dibalik semua ini, sangat diharapkan agar Pemerintah harus menerapkan aturan agar kepentingan warga dan kepentingan dari sesama anggota negara-negara ASEAN tidak bersinggungan yang menyebabkan terjadinya masalah atau benturan
 
Sumber : http://manadopostonline.com/read/2014/09/02/AFTA-2015-Perdagangan-Bebas-dan-Kesiapan-SDM-Indonesia/5408

Daerah di Indonesia yang Tak Rawan Gempa

Pakar gempa dari Universitas Andalas,Dr.Badrul Mustapa Kemal,menyatakan tiga daerah di Indonesia yang tidak rawan gempa yakni Kalimantan, Belitung, dan Kepulauan Riau. Sementara daerah yang rawan gempa bumi tsunami serta rawan letusan gunung api terjadi di sepanjang "ring of fire" mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Banda, hingga Maluku.

Daerah rawan bencana gempa dan tsunami Indonesia hampir semuanya berada pada daerah yang tingkat populasinya sangat padat, tetapi yang jelas kita harus tetap waspada akan terjadinya bencana ini. Kondisi geologi Indonesia merupakan pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menjadikan kawasan Indonesia ini memiliki kondisi geologi yang sangat kompleks dan rawan bencana.

Posisi Indonesia yang berada di pertemuan dua lempeng tektonik Australia dan Asia itu sangat rawan, karena lempeng-lempeng itu aktif dan dinamis, terus bergerak. Lempeng Asia bergerak ke selatan/tenggara dan lempeng Australia bergerak ke barat laut. Indonesia berada di "sabuk" pertemuan itu. Indonesia dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur `The Pasicif Ring of Fire` (Cincin Api Pasifik) yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia.

"Sebenarnya, dimana pun kita berada bencana pasti ada, namun kalau sudah takut yang berlebihan dan tidak bisa lagi bertahan. Kalau ingin aman dari gempa maka tempat pindah yang yang aman, ya di tiga daerah tersebut," ungkap Dr. Badrul Mustapa Kemal.

Gunung Bromo & Semeru

Provinsi yang Ditetapkan jadi Daerah Rawan Tsunami di Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 23 provinsi dari 33 provinsi di Indonesia, ditetapkan sebagai daerah yang berisiko tinggi dilanda bencana tsunami.Selanjutnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan 12 provinsi dari 23 daerah berisiko tinggi itu sebagai provinsi prioritas rawan tsunami, termasuk Aceh. 
 
Penentuan wilayah prioritas rawan tsunami itu, terungkap dalam Master Plan Penanggulangan Tsunami di Indonesia yang dijadikan dokumen dasar pembahasan Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung sejak Selasa (29/10/2013) sampai Rabu (30/10/2013) hari ini, di Hotel Sulthan Banda Aceh.

Pertemuan yang merupakan FGD ke-3 ini, dihadiri sejumlah geolog dan pakar tsunami dari Aceh, Sumatera Barat, Jakarta, dan NTB.

Sesi-sesi diskusinya dipimpin Dr Eng Syamsidik, dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala yang juga pengurus Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah.

Dalam FGD yang dipandu Dr Eldina Fatimah dari FT Sipil Unsyiah itu, disebutkan penentuan provinsi rawan tsunami dilakukan berdasarkan jumlah wilayah dengan keterpaparan yang terbanyak.

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2013/10/30/ini-12-provinsi-yang-ditetapkan-jadi-daerah-rawan-tsunami

Toraja

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan sekitar 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.

Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.

Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia. Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog. Masyarakat Toraja sejak tahun 1990-an mengalami transformasi budaya, dari masyarakat berkepercayaan tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan mengandalkan sektor pariwisata yang terus meningkat.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Toraja

Fort Rotterdam

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.

Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.

Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Fort_Rotterdam
Copyright © 2014 Indonesiaku